Assalamualaikum
warrahmatullahi wabarrakatuh
Bisillahirrahmanirrahim

Berganti
ilustrasi, seseorang pernah bilang pada saya bahwa shalat itu diibaratkan angka
satu (1) dan amalan lainnya diibaratkan angka nol (0). Ketika sebanyak apapun
kita punya angka maka tetap tidak akan bernilai selagi semuanya benar-benar
hanya nol namun lain cerita ketika angka satu bertengger di awal bilangan maka
setiap tambahan satu nol akan menaikkan nilainya semakin besar, besar dan
besaaaar hingga tak hingga. Maka maksudnya tidak berbeda dengan ilustrasi
mangkuk sebelumnya, ketika kita punya amalan shalat maka amalan lain pun akan
bernilai namun ketika kita tidak punya amalan shalat maka sia-sia lah semua
amalan baik yang pernah kita lakukan karena hanya bernilai nol, sebanyak apapun
angka nol tanpa satu tetap nilainya nol atau kosong.
Sekalipun
telah shalat, shalat yang telah dilakukan entah diterima atau tidak oleh Allah,
wallahualam. Semua mungkin tergantung kekhusyukan shalat, shalat yang khusyuk
itu adalah shalat yang sempurna baik lahir maupun bathin dimana ketika shalat
jasad dan hati menghadap Allah seolah-olah melihat Allah dan jika tidak
kelihatan yakinlah bahwa Allah senatiasa melihat kita, kurang lebih demikian
dan jujur kekhusyukan itu adalah sesuatu yang cukup sulit dicapai menurut saya
pribadi.
Menurut
sebuah tulisan yang pernah saya baca, kelak di padang mahsyar Allah akan
memanggil manusia yang shalat untuk diperiksa shalatnya, waktu itu shalat
dikategorikan pada 5 peringkat, yaitu
1. Shalat
orang jahil
Shalat
yang dikerjakan oleh orang yang tak memiliki ilmu tentang shalat. Orang yang
tidak tahu tentang rukun ataupun sunat dan dilakukan tanpa peraturan yang telah
ditetapkan syariat.
2. Shalat
orang lalai
Allah
berfirman yang artinya neraka wail bagi orang yang sembahyang.. yang mereka itu
lalai dalam shalatnya (Al Mauun: 4-5)
Shalat
jenis ini ialah shalat yang walaupun sempurna lahirnya tapi bathinnya tidak
hadir langsung dalam shalat. Bermacam-macam perkara diingat ketika shalat entah
itu saat berdiri, rukuk, sujud maupun duduk dari awal hingga akhir tanpa
sedikitpun mengingat Allah, shalat jenis ini diganjar dosa dan bukan pahala.
3. Shalat
orang lalai separuh khusyuk
Shalat
jenis ini di dalamnya terjadi tarik menarik dengan syaitan dalam arti orang ini
senantiasa waspada jika syaitan akan melalaikan shalatnya dan ia cepat-cepat
mengembalikan ingatannya kepada Allah begitu seterusnya hingga akhir shalat,
ada waktu lalai dan waktu khusyuk. Shalat ini tidak berdosa dan tidak berpahala
namun orang ini dimaafkan.
4. Sahalat
orang khusyuk
Shalat
orang khusyuk ialah shalat orang yang sepanjang shalatnya penuh dengan ingatan
kepada Allah dan pada apa yang dibacanya waktu shalat. Orang ini merasa sedang
menghadap Allah ketika shalat sehingga perhatiannya hanya pada Allah. Orang
yang shalat jenis ini berarti memohon ampunan Allah, berdoa pada Allah,
menghinakan diri pada Allah dan mengagungkan Allah.
Shalat
jenis ini akan menghapuskan dosa, memperbaiki ikrar, menguatkan iman,
mendekatkan hati pada Allah, meningkatkan taqwa dan menjauhkan diri dari
perbuatan keji dan munkar. Allah menganugerahkan pahala syurga yang penuh
kenikmatan.
5. Shalat
para nabi dan rasul
Shalat
jenis kelima ini merupakan shalat dengan peringkat tertinggi, shalat ini luar
biasa khusyuknya, mereka benar-benar melihat Allah dengan mata hati, dalam
shalat mereka seakan-akan berbicara dengan Allah karena itulah mereka tidak
pernah jemu dengan shalat. Mereka shalat bagai bertemu kekasihnya sehingga merasakan
perasaan yang begitu indah.
Syurga
Allah untuk mereka adalah surga tertinggi yang tidak tercapai oleh orang-orang
awam seperti kita.
Sedikit
share pengetahuan sekaligus mengingatkan sesama terutama juga mengingatkan diri
sendiri yang masih jauuuuuuuuuuuuuuh dari kesempurnaan ibadah.
“(Aqiimu sholah )Dirikanlah sholat dan tunaikan zakat, dan rukuklah bersama orang-orang yang ruku” (Q.S. Al-Baqarah : 43)
“(Aqiimu sholah) dirikanlah
sholat, tunaikanlah zakat....” (Q.S. Al-Baqarah : 110)
…(Aqiimu sholah) dirikanlah sholat, tunaikanlah zakat....” (Q.S. An-Nisaa : 77)
“Pokok segala urusan adalah Islam, yang tiangnya adalah sholat dan atapnya adalah jihad” (Tirmidzi-IX/202)
Intisari perkara adalah Islam dan tiangnya adalah shalat (HR Ahmad-V/231,237; HR; Ibn Majah hadist no. 3973)
…(Aqiimu sholah) dirikanlah sholat, tunaikanlah zakat....” (Q.S. An-Nisaa : 77)
“Pokok segala urusan adalah Islam, yang tiangnya adalah sholat dan atapnya adalah jihad” (Tirmidzi-IX/202)
Intisari perkara adalah Islam dan tiangnya adalah shalat (HR Ahmad-V/231,237; HR; Ibn Majah hadist no. 3973)
“shalat
penyejuk mataku” sabda Rasulallah SAW.
Mari
memperbaiki shalat kita…. Let’s do it !!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar