Sabtu, 08 Desember 2012

tujuan hidup !

Assalamualaikum warrahmatullahi wabbarrakatuh
Hidup? Sebuah kata  yang terlalu lumrah di telinga kita.
Ketika kita dihadapkan pada definisi hidup itu sendiri maka yang terlintas dalam fikiran mungkin salah satunya, bernafas, bergerak, menerima rangsang, membutuhkan makanan dsb. Itulah hidup dalam sebuah  definisi sederhana yang kita jumpai dalam pemikiran yang sederhana dan definisi itu pulalah yang kita terima ketika menginjak usia sekolah dasar dalam pelajaran IPA. Hmmm
Ya ya ya

Pernahkah sedikitnya kita mencoba memahami hidup itu sendiri bukan hanya dari sisi definisi tapi pemaknaan yang lebih kuat dimana kita dapat menyangkutpautkannya dengan tujuan kita dihidupkan?
Jujur saja, saya merasa hidup saya ini kadang tak berguna bagi orang di sekitar bukan artian ini dalam konteks keterpurukan atau keputusasaan tapi ini dalam konteks kemanfaatan saya hidup dan setidaknya sekarang saya tahu bukan itu yang seharusnya menjadi titik tumpu pemikiran saya tentang hidup.
Ya, karena alasan itulah saya menulis ini.
Pernahkan kamu mempunyai pertanyaan ini dalam fikiran?

·         Siapa kamu?
·         Mengapa kamu adalah kamu?
·         Mengapa  kamu bukan dia? 
·         Mengapa kamu seperti ini dan seperti itu?
·         Mengapa kamu tak dapat melakukan ini dan itu?
·         Mengapa kamu tak memperoleh hal ini dan itu? 
·         Adakah yang salah denganmu?
·          Ada apa dengan kamu?
·         Dan pertanyaan lainnya yang pada dasarnya tersimpan kesan kekufuran nikmat
Cobalah, kita kembali ke pokok pembicaraan, apa pokoknya?
Tujuan hidup!
*apa tujuan kita dihidupkan?
                 Aku manusia islam dan aku sangat bersyukur dilahirkan sebagai hamba Allah dan kaum Rasulallah. Sangat bersyukur! Bukankah kamu pun begitu?
Maka sudah seharusnya kita percaya dulu bahwa Sesungguhnya Allah Ta’ala menciptakan alam semesta tidaklah dengan sia-sia atau tanpa hikmah di balik penciptaan tersebut. Akan tetapi Allah memiliki maksud dan tujuan yang mulia. Allah Ta’ala berfirman :
وَمَا خَلَقْنَا السَّمَاءَ وَاْلأَرْضَ وَمَا بَيْنَهُمَا بَاطِلاً
“Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antaranya keduanya tanpa hikmah” (QS. Shaad : 27)
Dan begitupun dengan penciptaan manusia, tidak dengan sia-sia. Hikmah manusia dan jin dihidupkan hanya untuk beribadah kepada Allah dan tidak mensekutukan-Nya. Allah Ta’ala berfirman :
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَاْلإِنْسَ إِلاَّ لِيَعْبُدُونِ
“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia kecuali agar mereka menyembah-Ku”. ( (QS. Al Dzariyat : 56)
Jadi?
Ketika kita yakin dan setuju bahwa kita adalah manusia maka kitapun harus seyakin dan sesetuju itu pulalah dengan tujuan kita dihidupkan yang tak lain tak bukan tak salah dan tak keliru adalah hanya untuk beribadah kepada Allah, tapi jika tidak yakin dan setuju kamu adalah manusia maka tentu itu menjadi bahan fikiran baru untukmu hehehe selamat berfikir :-p
Lalu bagaimana dengan surga?
Mungkin surga adalah sebuah bonus yang kita peroleh setelah kita tuntastastas sampai di tujuan. Ok! Seperti seorang pekerja yang dapat menyelesaikan pekerjaannya dengan tuntas maka ia akan diberikan bayaran tentunya yang sesuai dengan hasil kerjanya, apakah memenuhi tujuan atau tidak?
***
Mengapa saya menulis ini padahal saya sendiri bukan manusia yang telah mencapai tujuan hidup yang sempurna? Saya hanya punya dua alasan, yang pertama untuk saling mengingatkan dan yang kedua karena saya ingin sedikit pintar di mata Rasul karena posting saya ini semoga bisa menjadi secuil persediaan untuk kelak, bukankah menyampaikan ayat dan hadis dapat menjadi dikatakan sedikit dakwah?
Rasulullah s.a.w bersabda yang bermaksud: ”Orang pintar ialah sesiapa yang memuliakan dirinya serta membuat persediaan untuk kehidupan selepas mati, sementara orang bodoh ialah sesiapa yang membiarkan dirinya mengikut hawa nafsu serta mengharapkan cita-citanya dikabulkan oleh Allah.”
Dan ketika ada yang berfikir saya terlalu so benar atau berarti ada sebuah kesan menyalahkan (tanpa ada bubuk suudhan) maka yang dapat saya katakan dari sebuah kalimat yang saya kutip adalah Kata orang bijak: tak usah menyalah-nyalahkan orang lain dan kata orang lebih bijak: jangan pula membenar-benarkan diri sendiri.
Saya pun sedang berusaha sebaik-baiknya untuk mencapai tujuan saya dihidupkan, jalannya mudah tapi entah mengapa kadang terasa sulit. Saya tidak mau menjadi lilin;
“Perumpamaan orang yang mengajari orang lain kebaikan, tetapi melupakan dirinya (tidak mengamalkannya), bagaikan lilin yang menerangi manusia sementara dirinya sendiri terbakar”. (HR. Thabrani. Muhaddits abad ini, Muhammad Nashiruddin Albani, berkata sanadnya jayyid (baik))
***
Sedikit sharing, post ini tidak begitu penting mungkin tapi tak apalah setidaknya saya hanya berpatok pada sabda Rasulullah : “Sampaikanlah dariku walaupun hanya satu ayat”. (HR. Bukhari & Muslim). 

Syukron ya akhi ya ukhti sudah membaca sedikit celotehan saya :D semoga Allah memberkahi kita. Amin Ya Rabbal Alamin
Wassalamualaikum warrahmatullahi wabbarrakatuh

Tidak ada komentar:

Posting Komentar