Assalamualaikum
warrahmatullahi wabbarrakatuh
Hidup? Sebuah kata yang terlalu lumrah di telinga
kita.

Ya ya ya
Pernahkah sedikitnya kita mencoba memahami hidup itu sendiri
bukan hanya dari sisi definisi tapi pemaknaan yang lebih kuat dimana kita dapat
menyangkutpautkannya dengan tujuan kita dihidupkan?
Jujur saja, saya merasa hidup saya ini kadang tak berguna
bagi orang di sekitar bukan artian ini dalam konteks keterpurukan atau
keputusasaan tapi ini dalam konteks kemanfaatan saya hidup dan setidaknya
sekarang saya tahu bukan itu yang seharusnya menjadi titik tumpu pemikiran saya
tentang hidup.
Ya, karena alasan itulah saya menulis ini.
Pernahkan kamu mempunyai pertanyaan ini dalam fikiran?
·
Siapa kamu?
·
Mengapa kamu adalah kamu?
·
Mengapa kamu bukan dia?
·
Mengapa kamu seperti ini dan seperti
itu?
·
Mengapa kamu tak dapat melakukan ini
dan itu?
·
Mengapa kamu tak memperoleh hal ini
dan itu?
·
Adakah yang salah denganmu?
·
Ada apa dengan kamu?
·
Dan pertanyaan lainnya yang pada
dasarnya tersimpan kesan kekufuran nikmat
Cobalah,
kita kembali ke pokok pembicaraan, apa pokoknya?
Tujuan
hidup!
*apa
tujuan kita dihidupkan?
Aku manusia islam dan aku sangat bersyukur dilahirkan sebagai hamba Allah
dan kaum Rasulallah. Sangat bersyukur! Bukankah kamu pun begitu?
Maka sudah seharusnya kita percaya dulu bahwa Sesungguhnya
Allah Ta’ala menciptakan alam semesta tidaklah dengan sia-sia atau tanpa
hikmah di balik penciptaan tersebut. Akan tetapi Allah memiliki maksud dan
tujuan yang mulia. Allah Ta’ala berfirman :
وَمَا خَلَقْنَا السَّمَاءَ
وَاْلأَرْضَ وَمَا بَيْنَهُمَا بَاطِلاً
“Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada
di antaranya keduanya tanpa hikmah”
(QS. Shaad : 27)
Dan begitupun dengan penciptaan manusia, tidak dengan
sia-sia. Hikmah manusia dan jin dihidupkan hanya untuk beribadah kepada Allah
dan tidak mensekutukan-Nya. Allah Ta’ala berfirman :
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَاْلإِنْسَ
إِلاَّ لِيَعْبُدُونِ
“Dan Aku tidak menciptakan jin dan
manusia kecuali agar mereka menyembah-Ku”.
( (QS. Al Dzariyat : 56)
Jadi?
Ketika kita yakin dan setuju bahwa kita adalah manusia maka
kitapun harus seyakin dan sesetuju itu pulalah dengan tujuan kita dihidupkan
yang tak lain tak bukan tak salah dan tak keliru adalah hanya untuk beribadah
kepada Allah, tapi jika tidak yakin dan setuju kamu adalah manusia maka tentu
itu menjadi bahan fikiran baru untukmu hehehe selamat berfikir :-p
Lalu bagaimana dengan surga?
Mungkin surga adalah sebuah bonus yang kita peroleh setelah
kita tuntastastas sampai di tujuan. Ok! Seperti seorang pekerja yang dapat
menyelesaikan pekerjaannya dengan tuntas maka ia akan diberikan bayaran tentunya
yang sesuai dengan hasil kerjanya, apakah memenuhi tujuan atau tidak?
***
Mengapa saya menulis ini padahal saya sendiri bukan manusia
yang telah mencapai tujuan hidup yang sempurna? Saya hanya punya dua alasan,
yang pertama untuk saling mengingatkan dan yang kedua karena saya ingin sedikit
pintar di mata Rasul karena posting saya ini semoga bisa menjadi secuil
persediaan untuk kelak, bukankah menyampaikan ayat dan hadis dapat menjadi
dikatakan sedikit dakwah?
Rasulullah
s.a.w bersabda yang bermaksud: ”Orang pintar ialah sesiapa yang memuliakan
dirinya serta membuat persediaan untuk kehidupan selepas mati, sementara orang
bodoh ialah sesiapa yang membiarkan dirinya mengikut hawa nafsu serta
mengharapkan cita-citanya dikabulkan oleh Allah.”
Dan ketika ada yang berfikir saya terlalu so benar atau
berarti ada sebuah kesan menyalahkan (tanpa ada bubuk suudhan) maka yang dapat
saya katakan dari sebuah kalimat yang saya kutip adalah Kata orang bijak: tak
usah menyalah-nyalahkan orang lain dan kata orang lebih bijak: jangan pula
membenar-benarkan diri sendiri.
Saya pun sedang berusaha sebaik-baiknya untuk mencapai
tujuan saya dihidupkan, jalannya mudah tapi entah mengapa kadang terasa sulit.
Saya tidak mau menjadi lilin;
“Perumpamaan
orang yang mengajari orang lain kebaikan, tetapi melupakan dirinya (tidak
mengamalkannya), bagaikan lilin yang menerangi manusia sementara dirinya
sendiri terbakar”. (HR. Thabrani. Muhaddits abad ini, Muhammad Nashiruddin
Albani, berkata sanadnya jayyid (baik))
***
Sedikit
sharing, post ini tidak begitu penting mungkin tapi tak apalah setidaknya saya
hanya berpatok pada sabda Rasulullah : “Sampaikanlah dariku walaupun hanya
satu ayat”. (HR. Bukhari & Muslim).
Syukron
ya akhi ya ukhti sudah membaca sedikit celotehan saya :D semoga Allah
memberkahi kita. Amin Ya Rabbal Alamin
Wassalamualaikum
warrahmatullahi wabbarrakatuh
Tidak ada komentar:
Posting Komentar