Minggu, 02 Desember 2012

dewasa itu...



Jarum jam telah lancang memaksaku tuk ikutinya perlahan menggambar jejak-jejak yang terlalu panjang, tak berhenti tanpa tengokkan parasnya pada rasaku yang mulai membenci. Ini bukan tentang kufur tapi tentang rindu.

Rindu sederhana, rindu masa ketika noda tanah bukan masalah, rasa hatiku belum berlubang dan kelabu, tawa gelandang mengalun berdendang dan tangis nyata hanya basahkan mata.
Jarum jam memang tak katakan izin dengan santun bahkan bawaku tanpa menuntun
Kini, melimpah drama tanpa panggung dan rasa sakit saling dilemparkan, kata tajam saling merobek ulu hati pada yang mereka sebut kawan, bahkan tulus yang mulus terlalu patut dipertanyakan, hingga kuingin katakan, dewasa itu tidak menyenangkan.


Ya, kadang sosok manusia terpaksa harus mendewasakan dirinya meski ada beberapa elemen dari hidupnya yang tak ingin ia ubah.
Masa kecil, mungkin merupakan masa terringan dimana beban yang terasa hanya sebatas luka sesaat dan sederhana misalnya pertengkaran sesama teman, ditegur guru, kurang uang jajan dan hal-hal kecil lainnya yang kadang membuat kita menangis tanpa ada luka membekas di hati . Kebahagiaan di masa ini mungkin selain dari hadiah, oleh-oleh ataupun dijajani teman yaitu ketika sepanjang hari tertawa dan bermain sesukanya tanpa ada jaga gengsi, jaga penampilan atau bahkan tanpa memperhatikan orang lain yang melihat seberapa anehnya yang kita lakukan.
Dalam hidup memang seharusnya ada pergeseran peran yang terjadi secara otomatis tanpa aba-aba sebelumnya dan hal itu kadang membuat ketidaksiapan secara psikis terlebih ketika masa transisi.
Mungkin masa transisi dalam kehidupan nyata yaitu ketika masa sekolah dasar tahun-tahun terakhir dan sekolah menengah pertama.
Dalam masa transisi berbagai perubahan terjadi dalam psikologis seorang anak manusia salah satu yang tidak dapat dipungkiri adalah jiwa yang labil.  Ketika emosi sulit terpendam atau bahkan ketika bahagia terlalu diagungkan dan merasa hidup ini hanya sebatas waktu itu tanpa banyak berpikir secara serius tentang masa depan. Di masa ini cenderung lebih kuat sikap ‘meniru’, dalam hal ini meniru yang dilakukan di antaranya meniru idola entah penyanyi ataupun aktris/aktor dan kadang ada juga yang meniru kakak-kakak kelas atau saudara sendiri yang lebih dewasa.
Secara pribadi yang saya rasa di masa transisi ini memang benar emosi menjadi salah satu masalah, entah karena lingkungan yang selalu menyulut emosi atau diri sendiri yang terlalu labil tapi yang pasti di masa ini saya sangat sering merasa kesal pada teman bahkan sahabat sendiri meski kadang hal itu terasa unik J
Masa transisi ini sungguh masih dalam zona jujur dimana ketika ada ketidaksukaan atas sesuatu hal sederhana maka akan terungkap secara blak-blakan tanpa memikirkan secara matang akibat yang terjadi setelahnya. Salah satu yang sering saya lakukan dengan teman-teman di masa ini adalah ‘saling introspeksi’ satu sama lain meski tidak ada dampak terlalu berpengaruh dari hal itu tapi yang pasti kami senang.
Beralih masa, masa dewasa? Mungkin.
Sekolah menengah akhir merupakan masa dewasa awal, banyak sekali pelajaran hidup di masa ini mulai dari belajar memilih jurusan hingga memikirkan masa setelahnya. Jika beruntung maka kita akan dapat kawan yang baik dan sejalan dengan emosi yang mulai stabil karena di masa ini jiwa para penghuninya bukan terkesan seperti anak masa transisi lagi yang begitu ’sensitif’ meski kadang tetap ada sabagian kecil yang seperti itu. Dalam masa ini ada tuntutan memendam rasa karena pemikiran yang mulai stabil sehingga menghitung kasar sebab sekaligus akibat yang dapat terjadi dari apa yang dilakukan.
Di masa ini penghargaan terhadap orang lain terasa lebih baik dan cenderung mengenal dan mendekat dengan prasangka-prasangka entah itu baik ataupun buruk. Begitu berwarna memang karena di masa ini semua unsur kehidupan terasa lebih nyata mulai dari cita, cinta bahkan surga.
Dewasa tidak hanya berhenti di SMA tapi berlanjut jauuuuuuuuuuh ke depannya.
Kampus, mahasiswa atau lingkungan kerja tentu dalam hal ini kita sudah mengantongi sifat pribadi yang sudah terbentuk ketika masa transisi dan dewasa awal yang mengarahkan kita akan menjadi sosok seperti apa di masa dewasa sesungguhnya ini. Keyakinan semakin kuat di masa ini, prinsip menjadi penyeimbang yang sulit diganggu gugat oleh pihak kecuali jika jiwa itu lebih lemah daripada pengaruh luar tapi sungguh yang saya pribadi rasakan, di masa ini kita meneguhkan keyakinan dari apa yang kita temui di masa dewasa awal meski itu sulit.
Berbagai masalah tidak dapat diselesaikan satu atau dua hari. Luka hati kadang memberikan bekas yang sangat mudah dibangkitkan lagi di suatu waktu. Berpura-pura nyaman dalam ketidaknyamanan atau tersenyum manis meski hati kadang tak sejalan. Menutup masalah dan memperlihatkan pada lingkungan bahwa semua baik-baik saja.
Di masa ini cenderung sangat memikirkan masa depan dan berusaha terus memperbaiki pribadi dan ada suatu gereget untuk mendapatkan tempat yang nyaman dan membanggakan.
Hingga pada akhirnya entah apalagi yang akan terjadi di masa selanjuntnya…..

To be continued

Tidak ada komentar:

Posting Komentar