Selasa, 27 November 2012

U-T-O-P-I-A



Utopia?
Seorang penyair Italia pernah menjelaskan utopia adalah sebuah titik, yang ketika kau berada di sebuah horizon, titik itu berada sepuluh langkah di hadapanmu. Lalu setiap kali kau mendekatinya sepuluh langkah, maka ia akan menjauh sepuluh langkah pula. Dan, ketika kau berusaha menggapainya seribu langkah, maka ia akan menjauh sebanyak langkah yang kau ambil.
Sebuah judul buku yang ditulis tahun 1516 oleh Sir Thomas More, Utopia adalah nama sebuah masyarakat ideal, menjelaskan tentang sebuah pulau fiksi di samudera atlantik, memiliki sistem hukum sosial politik sempurna. Menurut World Book, utopia adalah suatu istilah bagi suatu dunia imajiner yang keseluruhan di dalamnya sempurna.
Ya ya ya utopia.
Wajar kiranya setiap orang mempunyai imajinasi dan menyempurnakan segala sesuatu yang ada di dalamnya dan itulah dunia lain dari kemayaan fikiran manusia, rasanya itulah salah satu penggambaran nyata dari apa yang disebut utopia.
Sebuah dunia/titik sempurna yang ingin dijangkau manusia namun tentu itu tidak mungkin.  (kecuali surga Allah)
Jadi secara makna utopia itu sendiri erat kaitannya dengan kesempurnaan. Sempurna? Adakah sebuah kesempurnaan yang dapat menjadi nyata di luar fantasi manusia? Menurutku tak ada. Takkan ada kesempurnaan utuh atas apapun dalam kehidupan manusia.
Jadi masih pentingkah adanya utopia?
Bagiku iya jika ku artikan utopia adalah titik seperti yang dinyatakan penyair italia yang ku kutip sebelumnya. -Ketika kau berusaha menggapainya seribu langkah maka ia akan menjauh sebanyak langkah yang kau ambil-. Lalu apa pentingnya?
Agar kita dapat melangkah dan terus melangkah meski kita tak sampai di titik itu namun setidaknya kita dapat sampai di titik terdekat dari kesempurnaan itu.
Selayaknya kita menjadikan utopia itu sebuah katrol semangat demi mencapai yang terbaik namun tanpa menyinggung ambisi dan obsesi berlebih yang dapat menggelembungkan keputusasaan ketika tak dapat mencapainya.
             Utopia itu indah dan adakalanya kita memerlukan keindahan dalam hari yang penat selama hidup di dunia nyata ini, mereka sebut dunia kita ini bumi J
Sebaiknya kita mulai menata negeri utopia pribadi, menjadikan segala sesuatunya sempurna dalam hal baik dan tentunya harus sesuai ridho sang pemilik semua dunia, Allah SWT. Bukan untuk menjadi sang pengkhayal ulung tapi agar kita dapat berusaha dan terus melangkah ‘memindahkan’ kesempurnaan di negeri utopia ke negeri nyata dan menjadikan negeri nyata kita ‘hampir sempurna’ Insya Allah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar