Kamis, 20 September 2012

mari menebar kebaikan


Assalamu'alaikum warahmatullah wabarakatuh.
Ya akhi ya ukhti saya mencoba sedikit membekaskan coretan-coretan kecil, hanya sebagai pengisi kekosongan waktu yang berharga ini juga sebagai tulisan pembuka di blog saya, blog ketiga yang sungguh diharapkan dapat memberi manfaat bagi siapapun yang menengok. silahkan dibaca dan di ambil manfaatnya

Hidup kadang terlalu menawan dengan beribu harapan dan rencana istimewa yang kita rancang demi menyederhanakan sengsara dan duka dalam hari, banyak ini dan itu. Berbagai target tertata rapi dalam fikiran meski pada nyatanya sedikit berbeda tapi tetap saja tujuannya sama demi ‘memakmurkan hidup’
Hidup, hidup, hidup
Kita berfikir untuk satu hari, seminggu, sebulan, setahun, sepuluh tahun dan seterusnyaaaaa ke depan, dalam hati bertanya akan punya apa nanti ketika masa-masa depan itu? Sukses atau bla bla bla
Cerita hidup benar-benar hanya cerita untuk konsumsi telinga lalu membiarkan cerita itu berlalu dan menjauh dan jauh lagi hingga waktu menenggelamkannya.
Ada kalanya saya berfikir bahwa ketika waktu menghapus saya dari nafasnya apakah ada cerita hidup yang bermanfaat bagi orang lain? Sebuah pelajaran atau tauladan? Akan dikenang sebagai orang yang bagaimana saya nanti ketika telah tiada? Entah.
Sedikit sharing saja, saya bukan ahli agama yang berilmu tinggi tapi sungguh saya pun ingin menjadi baik di mata illahi, ingin berbagi dengan sesama sekalipun hanya berbagi fikiran sederhana .
Inilah salah satu fikiran yang ingin saya sharing.


Seorang yang tak terdidik ilmu agama secara khusus tentu akan lebih sulit mempelajari ilmu agama jika disandingkan dengan mereka yang hidup di lingkungan pendidikan agama. Betapa fasihnya mereka yang ‘mungkin’ bergaul setiap hari dengan ajaran - ajaran agama, mereka hafal dan faham dengan isi Al Qur’an dan hadits. Istimewa.
Setiap orang dididik dengan didikan yang berbeda, dengan cara dan materi yang berbeda. Misalnya ketika seorang anak ustadz begitu kental dididik ilmu agama sejak kecil sementara seorang anak pedagang tentu tak akan mendapat didikan yang sama dengan anak seorang ustadz atau misalnya seorang siswa SMA tak akan mendapat pendidikan agama sekental yang didapat santri di pesantren.
Lalu bagaimana?
Ingat! Jalan terbuka untuk siapa saja yang berjalan dan berniat baik bahkan ketika ia benar-benar patah arang.
Pihak yang dianggap memiliki ilmu agama sedikitpun tentu tak seharusnya menjadi malu atau canggung ketika menyampaikan sesuatu yang menyangkut ilmu agama meski mungkin dianggap tak cocok atau apalah karena Insya Allah ada pahala untuk kita sekalipun kebaikan yang kita lakukan hanya seberat zarrah.
Maka tak ada salahnya bukan jika kita berusaha melakukan kebaikan meski dimulai dari hal-hal kecil dan tentunya dengan niat ikhlas disamping kita terus mencari ilmu sebanyak mungkin untuk disampaikan kepada umat muslim yang lain di kemudian hari jika masih dianugerahi usia.
Ya, mari kita mulai dengan hal kecil.
Misalnya?
Mungkin kita dapat memulai dengan membagikan ilmu Al Qur’an, hadits, sunnah rasul, kisah rasul dan para sahabat, ajakan-ajakan berbuat baik atau menjauhi keburukan dan lain-lain tentunya semampu kita misalnya di jejaring sosial yang telah begitu akrab dengan keseharian kita, sebuah status atau komentar di facebook dan twitter atau melalui blog mungkin merupakan salah satu ladang untuk menanam kebaikan. Ketika tulisan kita setidaknya menjadi manfaat bagi pembaca bukankah pahala terus mengalir ketika tulisan baik kita dibaca orang lain bahkan mungkin ketika kita sudah tak lagi ada di dunia ini namun tulisan kita tetap ada sebagai jalan atau penghubung pahala untuk kita. Amiin. Maka marilah kita mulai memposting tulisan – tulisan bermanfaat demi umat sekalipun itu hanya sependek-pendeknya ayat. Bismillah saya juga akan berusaha seperti demikian. Setidaknya mari dimulai saat ini juga kita berniat melakukan hal tersebut atau bahkan lebih dari itu karena niat baik sesungguhnya bukan kesia-siaan sekalipun itu benar-benar hanya niat.
Ibnu Abbas radiallahu’anhu berkata: Nabi SAW dari apa yang diriwayatkan dari Allah azza wa jalla bersabda: Sesungguhnya Allah menetapkan kebaikan dan keburukan kemudian menjelaskan keduanya, maka siapa yang niat akan berbuat kebaikan lalu tidak dikerjakannya dicatat untuknya satu kebaikan dan bila dikerjakannya dicatat oleh Allah sepuluh kebaikan dapat bertambah hingga tujuh ratus kali dan dapat berlipat lebih dari itu. Sebaliknya, jika niat akan berbuat keburukan (dosa) lalu tidak dikerjakan dicatat untuknya satu kebaikan yang cukup (sempurna) dan bila niat lalu dilaksnakan maka dicatat satu dosa. ( Bukhari, Muslim)
Subhanallah. . .
Mohon maaf bila terdapat banyak kekeliruan karena sesungguhnya kesempurnaan hanya milik Allah SWT. Izinkanlah seorang insan tak berilmu tinggi ini berusaha menyampaikan fikirannya.
Rahimakumullah, Hafizhanallah, Hadaanallah
Zadanallah ilman wa hirshan.
Amin Ya Rabbal Alamin.
Wassalamualaikum warahmatullah wabarakatuh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar