Assalamualaikum
warrahmatullahi wabarrakatuh
Bisillahirrahmanirrahim
Dalam suatu ketika saya mendapatkan
sebuah pengertian menarik tentang shalat, seorang guru saya ketika SD
mengilustrasikan shalat dengan sebuah mangkuk, dia berkata kalau tidak keliru
kurang lebih intinya begini “jika diibaratkan benda, shalat itu seperti sebuah
mangkuk untuk menampung berbagai isi yang mengibaratkan amalan baik” jadi
secara tidak langsung maksudnya adalah jika mangkuk itu retak atau bolong maka
isinya akan jatuh sedikit demi sedikit dari dalam mangkuk dan tidak menutup
kemungkinan akan habis dan tidak bersisa, dalam hal ini mangkuk yang bolong
atau retak adalah shalat yang tidak utuh atau bolong-bolong. Lebih celaka lagi
ketika seorang manusia tidak punya mangkuk untuk mengisi amalannya, sebesar dan
sebanyak apapun amalan tidak ada tempat yang baik untuk menampungnya dan hal
itu terjadi ketika seorang manusia tidak melakukan shalat sama sekali, mungkin
demikian.
Berganti
ilustrasi, seseorang pernah bilang pada saya bahwa shalat itu diibaratkan angka
satu (1) dan amalan lainnya diibaratkan angka nol (0). Ketika sebanyak apapun
kita punya angka maka tetap tidak akan bernilai selagi semuanya benar-benar
hanya nol namun lain cerita ketika angka satu bertengger di awal bilangan maka
setiap tambahan satu nol akan menaikkan nilainya semakin besar, besar dan
besaaaar hingga tak hingga. Maka maksudnya tidak berbeda dengan ilustrasi
mangkuk sebelumnya, ketika kita punya amalan shalat maka amalan lain pun akan
bernilai namun ketika kita tidak punya amalan shalat maka sia-sia lah semua
amalan baik yang pernah kita lakukan karena hanya bernilai nol, sebanyak apapun
angka nol tanpa satu tetap nilainya nol atau kosong.
Sekalipun
telah shalat, shalat yang telah dilakukan entah diterima atau tidak oleh Allah,
wallahualam. Semua mungkin tergantung kekhusyukan shalat, shalat yang khusyuk
itu adalah shalat yang sempurna baik lahir maupun bathin dimana ketika shalat
jasad dan hati menghadap Allah seolah-olah melihat Allah dan jika tidak
kelihatan yakinlah bahwa Allah senatiasa melihat kita, kurang lebih demikian
dan jujur kekhusyukan itu adalah sesuatu yang cukup sulit dicapai menurut saya
pribadi.
Menurut
sebuah tulisan yang pernah saya baca, kelak di padang mahsyar Allah akan
memanggil manusia yang shalat untuk diperiksa shalatnya, waktu itu shalat
dikategorikan pada 5 peringkat, yaitu